Jakarta, KompasOtomotif – Sejak diluncurkan di Indonesia pada akhir 2012, PT Moto Arte Indonesia (MAI) sudah menyiapkan pabrik untuk merakit MV Agusta di Cibitung, Bekasi. Dengan mendatangkan bagian-bagian sepeda motor dalam bentuk komponen, ternyata bisa menurunkan harga jual sampai Rp 100 juta lebih!
Yahya Adi Nugroho, Direktur MAI mengatakan, MAI sudah mengantongi perizinan untuk impor CKD dan menggunakan komponen lokal. ”Nah, untuk sementara, lokal konten MV Agusta bukan komponen, tapi sumber daya manusia. Nanti, secara bertahap, tahun depan menggunakan baterai dan ban yang dibuat atau dipasarkan di Indonesia. Bisa juga komponen-komponen lain,” terangnya (28/4).
Dengan cara tersebut, menurut Adi, MAI bisa menjual MV Agusta di Indonesia dengan harga jauh lebih murah. Pajak yang menyebabkan harga membubung, yaitu pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) dan lainnya, membuat harga melambung 100-200 persen. Semua itu, kini bisa dikurangi!
Satu/2 hari
MV Agusta adalah salah satu merek yang merakit produknya dengan tangan (hand made). Hal ini menyebabkan jumlah produksinya terbatas. Karena itu pula, MAI kewalahan memenuhi permintaan, karena pasokan dari Italia juga terbatas.
”Perlu diketahui, dari merek ini tidak dirpoduksi secara massal seperti yang lain. Misalnya seminggu merakit model A, bulan berikutnya model B. Orang yang pesan model A, harus menunggu lagi,” terang Adi.
Praktis, pabrik perakitan MAI di Cibitung juga bekerja berdasar pengiriman komponen dari Italia. Hingga akhir 2013 nanti, ditargetkan lahir 40-70 sepeda motor. Pengerjaan satu unit sepeda motor maksimal dilakukan dalam dua hari.
”Rencana ekspor ke negara-negara di Asia Tenggara pasti ada. Namun tidak dalam waktu dekat,” sambar Steven Oentoro, Direktur Utama MAI.
0 komentar:
Posting Komentar